Bupati Dedi Mulyadi. Photo Poskota |
Rekor itu pecah setelah acara bertema etnik itu digelar pada Sabtu (20/8) hingga Minggu (21/8) dini hari tadi, digelar dalam rangkaian hari jadi Kabupaten Purwakarta ke-48 dan Purwakarta ke-185.
Sampurasun merupakan salam orang Sunda, yang memiliki arti doa dan permomohon maaf untuk menyempurnakan sebuah pertemuan dengan sesama. Sedangkan kentongan atau kohkol adalah alat pukul yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk menjalankan rutinitas siskamling, menjaga lingkungan dari gangguan keamanan. Tidak hanya itu, kentongan selalu digunakan sebagai 'alarm' untuk mengumpulkan massa di suatu tempat.
Rangkaian Festival bertema Word Sampurasun ini, diawali dengan opening art pada pukul 20.00 WIB dengan mengambil start di depan Patung Egrang di Jalan Veteran Purwakarta, dibuka melalui sejumlah pergelaran tari-tarian bernuansa bambu.
Setelah opening art selesai, seluruh peserta yang berjumlah puluhan ribu itu terdiri dari unsur OPD, BUMN, BUMD, BUMS dan anggota masyarakat berjalan menuju Gedung Kembar Nakula-Sadewa di Jalan KK Singawinata, sambil mengucapkan Sampurasun dan memukul kohkol untuk memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Perwakilan MURI Deamaian Awan Rahargo menyatakan, kekagumannya terhadap Purwakarta atas konsistensi dan prestasi yang diraihnya. Dikatakan Deamaian, festival di Purwakarta selalu menorehkan prestasi berupa pemecahan rekor sehingga mengundang daya tarik wisatawan lokal maupun internasional.
"Purwakarta itu bagus ya, karena setiap tahun selalu konsisten, bikin acara bukan sekadar acara. Tetapi acara yang memiliki unsur etnik dan kebudayaan yang kuat, sehingga sangat menarik untuk siapa pun," Kata pria yang akrab disapa Awan itu.
Sedangkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menuturkan selain berbicara tentang pemecahan Sampurasun dan kohkol, keduanya merupakan kebudayaan Sunda yang memiliki akar sosiokultur yang kuat. Keduanya juga berangkat dari semangat saling menghargai dan gotong royong antar sesama manusia.
Lebih lanjut menurut Dedi, bahwa semangat ini sejalan dengan visi pembangunan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. "Dalam Sampurasun ada semangat saling menghargai dan toleransi, bayangkan saja orang baru ketemu tapi minta maaf, tapi ya itulah orang Sunda. Itu cara mereka meraih kesempurnaan hidup. Sementara kohkol atau kentongan memiliki nilai gotong royong, meronda sama-sama, siskamling bareng-bareng. Bahkan di Purwakarta kohkol ini menjadi tempat untuk beras perelek. Setiap rumah punya satu, diisi beras satu genggam setiap hari," ujar Dedi.
Pemecahan rekor ini pun mengundang decak kagum bukan saja dari masyarakat Purwakarta, melainkan masyarakat luar daerah. mereka sengaja datang untuk menyaksikan acara tersebut dan merasa sangat terkesan.
"Excited pokoknya, sangat bangga karena tradisi orang Sunda kini begitu dihargai oleh semua kalangan," kata salah seorang pengunjung asal Kalimantan, Khusnul Khatimah.
Perempuan berdarah Kalimantan dan Sunda itu pun berharap, ke depan nilai-nilai kesundaan dapat kembali terangkat dan bermula dari Purwakarta.
"Semoga Purwakarta menjadi daerah yang konsisten ya, dalam mengangkat nilai-nilai Kesundaan," pungkasnya. (Sumber: Merdeka.com)
previous article
Newer Post
No comments
Post a Comment