Follow Me

Sunday, October 9, 2016

Setelah TNI AL, Jaga Kedaulatan RI di Natuna Presiden Jokowi Gelar Pasukan Angkatan Udara

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo
ENEWS.ID - Untuk kedua kalinya, Presiden Joko Widodo kembali menyambangi Kepulauan Natuna, Kepri. Berbeda dengan sebelumnya, kedatangannya adalah untuk menyaksikan langsung Latihan Bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).

Latihan tersebut bertajuk Angkasa Yudha 2016 ini. Tema latihan ini yakni, 'Menetralisir Kekuatan Udara Lawan dan Melaksanakan Operasi Dukungan Udara Terhadap Kekuatan Laut Maupun Kekuatan Darat Dalam Rangka Menjaga Kedaulatan NKRI'.

Lewat latihan ini, TNI AU benar-benar menunjukkan kekuatannya di hadapan presiden. Matra udara pertahanan Indonesia ini sampai mengerahkan 73 pesawat dan 2.000 personel secara besar-besaran.

Sekitar pukul 09.20 WIB, atraksi Angkasa Yudha memulai dengan meluncurkan pesawat tempur jenis Sukhoi SU 27/30. Dengan ketinggian 200 meter dari permukaan laut, Sukhoi SU 27/30 menukik bom ke arah musuh.

Dalam latihan ini, musuh diserupakan dalam bentuk kapal nelayan asing di tengah laut Natuna.

Atraksi berikutnya dilakukan pesawat tempur F-16. F-16 melakukan serangan strategis dari udara dengan ketinggian 200 meter dari permukaan laut.

Usai F-16 bermanuver, kini giliran 4 pesawat tempur Tucano dan 4 pesawat Hawk melakukan serangan udara langsung ke arah musuh. Serangan ini untuk membantu gerak maju pasukan kawan. Dari ketinggian 200 meter dari permukaan laut, pesawat Tucano dan Hawk menukik sekitar sepuluh bom.

Selanjutnya, diluncurkan 6 pesawat C-130 yang memboyong 320 personel satuan tempur secara static dan 2 pesawat CN-295 yang membawa 88 personel secara free fall (terjun bebas). Manuver pesawat C-130 dan CN-295m dikawal langsung pesawat F-16 untuk memastikan tidak adanya serangan udara mendadak dari musuh.

Latihan besar-besaran ini mendapatkan perhatian penuh dari media internasional. Banyak yang melihat militer Indonesia tengah bersiap-siap menghadapi gejolak di Laut China Selatan (LCS), di mana China dan sejumlah negara di Asia Tenggara saling mengklaim kawasan laut seluas 3,5 juta km persegi.

Meski demikian, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan latihan itu tidak terkait dengan meningkatnya tensi di LCS. Sebab, latihan itu sepenuhnya dilakukan di dalam wilayah Indonesia dan tidak sekalipun menyentuh batas terluat Laut Natuna.

"Ini bukan latihan udara pertama yang kami lakukan. Kami sudah melakukannya berkali-kali. Latihan militer ini digelar oleh militer Indonesia di wilayah Indonesia. Bukan LCS, tapi Natuna," tegasnya seperti dikutip dari thediplomat.com, Minggu (9/10).

"Kami ingin memperkuat ekonomi di area perbatasan dan meningkatkan pertahanan dan keamanan di wilayah itu," lanjutnya.

Kedatangan Jokowi ke Natuna ini bukan untuk pertama kalinya. Pada 23 Juni lalu, Jokowi untuk pertama kalinya memberikan gertakan terhadap China, yang sempat menerobos perbatasan Indonesia di Laut Natuna.

Coast Guard China, saat itu tengah berupaya membebaskan warganya yang dibekuk aparat Indonesia. Kejadian itu telah berlangsung dua kali, namun kejadian terakhir mereka harus menghadapi kapal perang TNI AL.

Mereka terus membuntuti kapal perang Indonesia hingga melewati perbatasan, hingga TNI AL terpaksa menerjunkan kapal lain untuk memberikan bantuan. Kejadian ini ternyata membuat Jokowi marah.

Selang beberapa hari, Jokowi langsung berangkat ke Natuna. Di sana, dia menggelar rapat di atas KRI Imam Bonjol, kapal juga bergerak menuju lokasi kejadian, di mana kapal China mengekor kapal perang Indonesia.

Kejadian ini membuat heboh dunia, bahkan Filipina ikut memberitakannya. (Sumber: Merdeka.com)
previous article
Newer Post
next article
Older Post



Post a Comment