Ahok di Srengseh Sawah. Photo: Kompas.com |
"Mungkin bisa jadi maksudnya baik, tetapi mungkin pada konteksnya tidak tepat, tetapi dari hati yang paling dalam, tidak ada niat Pak Ahok begitu (menistakan agama)," kata Ivan dalam diskusi di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, dengan tema "Ahok Effect", Sabtu (19/11/2016).
Diskusi ini juga dihadiri Wasekjen MUI Muhammad Zaitun Rasmin, Ketua Bidang Kominfo DPP Projo Candi Sinaga, pakar hukum pemilukada, Heru Widodo, Direktur Puspol Indonesia Ubedilah Badrun, dan Founder Kedai Kopi Hendri Satrio.
Ivan menyatakan, Ahok tidak berniat menyakiti masyarakat atau kelompok tertentu. Ia percaya, masyarakat sudah cerdas dan rasional dalam menyikapi masalah ini.
Salah satu buktinya, menurut dia, banyaknya orang yang datang ke rumah relawan Ahok-Djarot, atau yang disebut rumah Rumah Lembang, meskipun Ahok ditetapkan sebagai tersangka.
Menurut dia, masyarakat masih ingin menemui Ahok. Bahkan, lanjut dia, warga yang datang ke Rumah Lembang bertambah setelah Ahok jadi tersangka.
"Sebelum penetapan tersangka kemarin, paling hanyak mungkin 200-an, tetapi sekarang bisa sampai 800-an (yang datang) untuk beri dukungan dan aspirasinya di Rumah Lembang," ujar Ivan.
"Saya bukan bicara benar salah, tetapi saat ini justru antusiasme masyarakat lebih banyak dan besar dari sebelumnya," kata Ivan.
(Baca juga: Timses Anggap Penghadangan Ahok-Djarot sebagai Penistaan Demokrasi)
Ia juga percaya, publik tidak akan menelan informasi di media sosial mentah-mentah. Publik, kata dia, sudah melek teknologi dan informasi.
"Pemilih DKI orang yang cerdas, bisa melihatlah dengan kinerja yang sudah dilakukan Pak Ahok, kerja yang sudah dirasakan, kita kembalikan ke masyarakat DKI," ujar Ivan.
Sumber: Kompas.com
Editor: Mas Mus
previous article
Newer Post
No comments
Post a Comment