Perubahan iklim membawa ancaman berupa kelangkaan air dan potensi konflik. Lembaga Think-tank World Research Institute menyusun daftar negara yang paling terancam lantaran krisis air di tahun 2040.
Kuwait
Menurut sebuah studi, sebanyak 73,5% sumber air Kuwait berasal dari air laut yang dijernihkan. Saat ini pun negara kecil yang terapit antara Irak dan Arab Saudi ini sudah mengalami krisis air, karena instalasi yang ada tidak memadai. Desalinisasi air laut yang menelan biaya besar hingga kini masih menjadi satu-satunya solusi kelangkaan air di negara-negara teluk.
Bahrain
Negeri kepulauan di jantung Teluk Arab ini tercatat sebagai negara kedua di dunia yang paling banyak mengkonsumsi air per meter persegi wilayah. Hingga tahun 80-an, penduduk Bahrain masih bisa menikmati air dari sumber alami, seperti Oasis. Namun, menyusul kelangkaan air, pemerintah lalu membangun empat instalasi desalinisasi yang menjernihkan air laut agar bisa diminum.
Qatar
Konsumsi air di Qatar termasuk yang paling tinggi di dunia. Menurut studi Kahramaa, perusahaan air nasional, jumlah konsumsi di kawasan elit Doha mencapai 150 liter per hari. Ironisnya cuma sebagian kecil digunakan sebagai air minum. Nyatanya Qatar bergantung nyaris sepenuhnya dari fasilitas desalinisasi. Dalam situasi darurat, persediaan air di Qatar ditengarai cuma cukup untuk dua hari.
San Marino
Salah satu negeri terkecil di dunia yang terletak di Italia ini tidak memiliki sumber air dalam jumlah besar. San Marino bahkan tidak memiliki dataran landai, karena wujud geografisnya yang didominasi bukit dan gunung. Saat ini San Marino menutupi hampir semua kebutuhan dengan mengimpor air dari Italia.
Singapura
Kendati tidak punya sumber air dan banyak bergantung dari Malaysia, Singapura memiliki sistem pengolahan air paling canggih di dunia. Negeri jiran ini tidak cuma menjernihkan air laut, tetapi juga menampung air hujan dan mendaur ulang air buangan. Namun begitu World Research Institute meyakini Singapura akan mengalami kelangkaan air secara dramatis tahun 2040.
Uni Emirat Arab
Negara gabungan tujuh kerajaan ini menggantungkan pasokan air sepenuhnya dari desalinisasi air laut dan daur ulang air buangan buat irigasi dan agrikultur. Saat ini setiap penduduk UAE mengkonsumsi 650 liter air per hari/kapita, yang tercatat paling tinggi di dunia. Sangking parahnya, pemerintah kini mulai mengkampanyekan program konservasi air dan menghimbau penduduk agar mulai berhemat.
Palestina
Palestina, terutama Jalur Gaza, sejak lama mengalami krisis air lantaran sumber air yang sepenuhnya dikuasai Israel. Nyatanya cekcok air sering menjadi titik perselisihan antara dua negara yang bermusuhan itu, karena sumber yang kian menipis. Saat ini warga Palestina Tepi Barat Yordan mengkonsumsi sekitar 96 liter hari/kapita, sementara pemukim Israel hampir 700 liter per hari/kapita.
Israel
Rata-rata warga Israel menghabiskan 137 liter per hari/kapita. Negara Yahudi ini memiliki sumber air alami berupa air payau dan air tanah. Sisanya adalah hasil daur ulang dan air laut yang dijernihkan. Air dianggap sebagai salah satu pilar negara oleh Yerusalem sehingga pemerintah menginvestasikan dana besar buat membangun instalasi desalinisasi yang bakal memasok 70% kebutuhan air tahun 2050. (dw.com)
previous article
Newer Post
No comments
Post a Comment