JAKARTA, ENEWS.ID - Posisi rupiah pada perdagangan Selasa (25/8) tidak banyak berubah. Sementara itu, pasar saham berbalik menguat. Di tengah kelesuan pasar finansial, masih ada peluang untuk memanfaatkan dan mengendalikan keadaan.
Nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 14.043 per dollar AS. Kemarin, rupiah ditutup pada posisi Rp 14.050 per dollar AS. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) melemah hingga 0,5 persen menjadi Rp 14.067 per dollar AS. Kemarin, kurs JISDOR rupiah berada di level Rp 13.998 per dollar AS.
Menurut ekonom Bahana TCW, Budi Hikmat, masih ada peluang dalam pelemahan kurs rupiah terhadap dollar AS. Prospek pemulihan dan kestabilan rupiah tetap dipengaruhi oleh keberhasilan Indonesia menurunkan defisit neraca berjalan. "Sejauh ini, surplus neraca perdagangan baru dimungkinkan oleh penurunan impor yang lebih pesat. Pemerintah harus efektif memacu ekspor non-migas, khususnya manufaktur padat karya, ke negara maju khususnya Amerika Serikat," ujarnya.
Selain suku bunga, pemerintah juga perlu mempertimbangkan risiko penguatan mata uang kreditor terhadap rupiah. Menurut Budi, ada indikasi bahwa selama 10 tahun terakhir depresiasi rupiah terhadap yuan jauh lebih besar ketimbang rupiah terhadap yen walau yen cenderung lebih bergejolak. "Dengan memanfaatkan konsep velocity of money Jepang yang terus turun, kami duga yen akan cenderung melemah sehingga ada pertimbangan memanfaatkan dana Jepang terlebih dengan suku bunga yang lebih rendah ketimbang penawaran Tiongkok," kata Budi.
Pasar saham menguat 1,74 persen atau 72,39 poin menjadi 4.236. Secara sektoral, 10 sektor kompak menguat. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya sektor keuangan naik 2,79 persen, sektor aneka industri naik 2,71 persen, dan sektor manufaktur naik 2,16 persen. Para analis mengatakan, agar para investor mewaspadai pembalikan ini karena secara jangka panjang indeks masih berada dalam penurunan. (Kompas)
previous article
Newer Post
No comments
Post a Comment