Presiden Joko Widodo dan Prabowo. Photo: Merdeka.com |
Pada Senin kemarin, Jokowi mendatangi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor. Pertemuan dua mantan rival di Pilres 2014 itu dikabarkan juga membahas rencana demo ribuan masyarakat yang tak terima dengan pernyataan Ahok soal Surah Al Maidah.
Namun kepada wartawan, Jokowi menuturkan selama dua jam dirinya bertatap muka dengan Prabowo tak ada perbincangan khusus soal demo. Jokowi yang didampingi Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan dan Mensesneg Pratikno, membicarakan banyak hal yang lebih luas untuk kepentingan bangsa dan negara.
"Yang jelas kami bicara banyak hal yang makro tentang bangsa dan kebangsaan kita. Makro politik kita, beliau banyak sekali masukan-masukan dan pemerintah kita sangat menghargai apa yang disampaikan Pak Prabowo," jelas Jokowi.
Saat kembali dicecar soal demo Ahok 4 November mendatang, Jokowi memastikan pertemuannya dengan Prabowo lebih santai sambil menyantap nasi goreng.
"Ya 2 jam, ya.." kata Jokowi.
Berbeda dengan Jokowi yang terkesan tertutup, Prabowo tak membantah pertemuan juga membahas perihal demo 4 November.
"Bapak Presiden sepintas mengatakan demo hak konstitusional. Beliau juga ingin yang baik kondusif dan itu yang kita inginkan. Jangan sampai ada unsur yang mau memecah belah bangsa, itu yang kita jaga," harap Prabowo.
"Kita negara majemuk, banyak suku, agama dan ras. Kalau ada masalah kita selesaikan dengan sejuk dan damai," sambungnya.
Berselang sehari, Jokowi mengundang MUI, PBNU dan PP Muhammadiyah untuk memberikan masukan. Menurut Jokowi, ulama merupakan penerus nabi bertugas menjaga dan memberikan tuntunan ke setiap umat.
"Kita percaya para ulama merupakan penerus nabi dan tugasnya membawa kabar yang baik, menjaga umat, memberikan peringatan, memberikan tuntunan pada umat dan kita semuanya," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan nasihat menyejukkan dibutuhkan setiap umat. Nasihat tersebut, kata dia, diperlukan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. "Upaya kita bersama-sama tetap menjaga NKRI kita, tetap berdiri kokoh, maju," ujarnya.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj tak menampik pertemuan membahas perihal demo. "Antara lain itu. Tapi tidak hanya itu. Banyak yang kita bicarakan," ujarnya.
Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin merinci, hasil pertemuan menyepakati kasus polemik Ahok diserahkan ke dalam proses hukum. Selain itu, presiden berjanji tidak akan mengintervensi.
"Ada masalah yang sedang kita hadapi, yaitu adanya isu yang menyangkut peristiwa Gubernur DKI, yang kemudian berkembang menjadi tidak menentu yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan politik, Pilkada," kata Ma'ruf Amin.
"Kemudian dikait-kaitkan dengan berbagai masalah yang menjadi tidak proporsional lagi, bahkan sudah di luar konteks sehingga massa lainnya menjadi begitu mengganggu dan hiruk pikuk. Karena itu semua kita sepakat bahwa supaya ini diproses secara terhormat secara proporsional melalui proses hukum," sambungnya.
Ma'ruf menjelaskan, dalam pertemuan juga disepakati bahwa presiden dan tiga ormas Islam sepakat mengimbau kepada peserta demonstrasi pada 4 November tetap menjaga sikap. Terutama tidak membuat tindakan anarkis dan mengedepankan demonstrasi santun.
"Demonstrasi tidak dilarang sepanjang sesuai peraturan. Oleh karena itu kami menyeru kepada kemungkinan terjadi saat itu untuk mengikuti berdasarkan kepada peraturan dilakukan secara santun damai dan tidak anarkis," terangnya.
Selain itu, pemerintah melalui Menko Polhukam Wiranto juga menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membahas persoalan demo 4 November. Namun tak banyak penjelasan yang diutarakan Wiranto terkait hasil pertemuan.
"Ya seputar itu (Demo 4 November)" kata Wiranto.
Sumber: Merdeka.com
Editor: Surya
previous article
Newer Post
No comments
Post a Comment