FPI |
Baca: Ingin Ndompleng MUI Untuk Serang Ahok, Eh Haters Malah Kena Pukulan Telak Ini
Bisa saja Ahok tidak bermaksud menistakan Islam dalam pidato lepasnya di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu. Ahok memang sedang mengkritik sejumlah kalangan yang menggunakan agama (Islam) sebagai alat kampanye agar tidak memilih dirinya –dalam hal ini larangan bagi muslim untuk memilih pemimpin non-muslim. Namun, ungkapan Ahok itu bagi sebagian kalangan yang memang sejak awal tidak suka dengannya, bisa dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap ajaran Islam. Ahok dan para pendukungnya juga harus menyadari persoalan seperti ini akan mudah dipolitisasi dan potensial dijadikan sebagai alat untuk memojokkan dirinya.
Baca: Simak Penjelasan Pakar Tafsir Qur'an Ini, Sebelum Hujat Ahok Karena Al-Maidah 51
Saya tidak bisa melarang jika ada orang yang tidak mau memilih Ahok karena keyakinan agamanya. Itu sepenuhnya hak Anda! Tapi jangan jadikan hal tersebut sebagai bahan kampanye negatif. Mengajak untuk memilih calon Gubernur DKI yang seagama harus diungkapkan secara positif. Jangan diungkapkan secara negatif untuk menjatuhkan seseorang. Meski saya memaklumi untuk mengajak memilih calon pemimpin seagama secara positif, tapi saya merasa perlu mengingatkan agar hal tersebut tidak menggunakan tempat-tempat ibadah sebagai mediumnya. Politik tetap saja politik, arena perebutan kekuasaan. Melibatkan agama dalam urusan politik yang penuh intrik dan kerakusan, hanya akan mengotori agama yang kita sucikan.
Baca: Tokoh Muda Islam: Sebut Al-Maidah 51, Gubernur Ahok Meletakkan Al-Qur'an Secara Sakral, Bukan Alat Agitasi Murahan
Atas dasar itu, saya mengingatkan: STOP politisasi agama! Mari kita menjadi bagian dari kelompok masyarakat yang menghentikan itu semua.[]
Jakarta, 10 Oktober 2016
Rumadi Ahmad
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU
previous article
Newer Post
No comments
Post a Comment