Credit: Istimewa
Mepora Tertidur Di Bandara Selepas Mendampingi Atlit yang Berlaga di Olimpiade
ENEWS.ID - Kalau letih dan kantuk sudah tak tertahankan, seorang pejabat negara sekelas menteri pun bisa tidur di mana saja, termasuk menggelosor cuek di bangku bandara.
Itulah yang dialami Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Imam Nahrawi, seusai menjalankan tugasnya "menemani" kontingen Indonesia yang sedang berjuang di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, selama empat hari.
Boleh dibilang, sejak mendarat di kota terbesar di Brasil itu di hari pembukaan event, Imam nyaris tak berhenti bergerak ke sana sini. Ia mendatangi tempat latihan tim dayung, menyaksikan atlet-atlet panahan bertanding, menjadi saksi keberhasilan Sri Wahyuni meraih medali perak dari cabang angkat besi, sampai mengunjungi markas "Merah Putih" di kampung atlet , serta menunggui kedatangan tim bulutangkis yang datang dari Sao Paulo hari hari Minggu kemarin.
Dalam setiap kunjungannya, sang menteri senantiasa bertegur sapa dan berbincang-bincang dengan para atlet dan ofisial, untuk sekadar menanyakan keadaan dan memberi semangat . Tak lupa, ia rajin ber-selfie bareng-bareng atlet.
"Staminanya luar biasa. Setiap hari, paling cepat itu dia itu pulang jam 11 malam. Itu juga masih sering menerima tamu sampai larut malam," ungkap Miftakhul Ulum, asisten pribadi Imam Nahrawi, kepada detiksport.
"Kadang-kadang, kita-kita ini yang malu, kalau sampai kelihatan ngos-ngosan nemenin Pak Menteri, hehehe," sambungnya.
Menpora Imam Nahrawi |
Masih dengan jaket training merah putih yang senantiasa dia kenakan selama di Rio, Imam cuek-cuek saja tidur di tempat orang lalu-lalang, saat transit dari Rio untuk berganti pesawat menuju Suriname guna melakukan kunjungan kenegaraan balasan.
Di sampingnya, tergolek tak kalah cuek, sang istri, Shobibah Rohmah, yang mendampingi suaminya dalam bertugas.
"Lha, kita jadi nggak enak juga, Mas. Masak menteri harus tidur kayak begitu. Tapi ya gimana, dia malah cuek-cuek saja. Saya dan Mas Krisna Bayu (ketua Komisi Atlet KOI) malah ketawa-ketiwi aja ngeliatnya," cetus Ulum.
Sisi Lain Imam Nahrawi
Detiksport pernah beberapa kali mengikuti perjalanan kerja Menpora dan kesan Imam Nahrawi sebagai figur yang sederhana memang terpancar. Pernah dia menyempatkan diri menyelawat orangtua seorang pengurus Nahdhatul Ulama yang meninggal dunia di Kota Batu, Jawa Timur, di sela-sela agenda kunjungan olahraganya di kota tersebut. Sesampainya di rumah duka, Imam langsung mengenakan kopiah hitam, dan duduk bersila di mulut pintu, ikut mengaji dan berdoa bersama para tetangga.Sehabis itu ia ngobrol-ngobrol santai dengan tuan rumah, tanpa jarak. Beberapa kali ia merogoh toples makanan kampung yang tersedia, mengunyah rangginang kesukaannya. Ia tidak terlihat seperti seorang menteri yang sering kali tampak "berbeda" dengan orang biasa.
Gaya santai dan sederhana itu terpancar pula tatkala detiksport mengikuti agenda pria asal Bangkalan, Jawa Timur, itu membuka festival Liga Pelajar U-14 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, beberapa waktu lalu. Ia melakoninya dengan mengenakan t-shirt, celana jins, dan sepatu kets.
Saat memberi sambutan di atas panggung, di hadapan ratusan warga, ia malah mengajak beberapa remaja setempat untuk bersenda gurau. Ia lalu menonton pertandingan sampai sore, sambil sesekali meladeni ajakan obrolan dan foto bareng penduduk.
Selepas maghrib Imam bersantai di penginapan. Kebetulan, saat itu ia mengajak istri dan dua anak perempuannya – Imam dikaruniai tujuh orang anak. Sambil sarungan, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu bermain-main bersama keluarganya, bersepeda, berfoto-foto. Sesekali ia "mojok" berdua bersama sang istri, bercengkrama di tepi pantai.
Imam juga mengajak ngobrol detiksport, bercerita banyak hal termasuk kisah-kisah "off the record" yang dialaminya sebagai menpora, termasuk ketika menghadapi situasi "serius" kala "menghadapi" PSSI.
Sehabis santap malam, tahu-tahu dia mengajak wartawan berkeliling pulau. Ia menyapa warga yang sedang duduk-duduk di warung, bermain bulutangkis dua game, menyeberang ke Pulau Panggang, "blusukan", dan bertanding tenis meja dengan sejumlah pemuda karang taruna di balai warga.
"Gimana, masih mau lanjut?" tanya Imam kepada wartawan, sementara jarum jam sudah mau menunjuk ke angka 12.
"Cukup, Pak. Cukup," jawab awak media sambil cengar-cengir, sebagai isyarat mereka juga butuh istirahat.
"Ya sudah kalau begitu. Selamat istirahat," ucap Imam.
***
Oke deh, Pak Menteri. Selamat bertugas. (sumber: Detik.com)
previous article
Newer Post
No comments
Post a Comment