Paus Fransiskus |
ENEWS.ID - Di tengah maraknya serangan terorisme di benua Eropa, Paus Fransiskus menunjukkan dia adalah pemimpin umat Katolik sedunia yang masih menjaga kewarasan dan toleransi. Pernyataan Paus selalu mengecam serangan terorisme tanpa mengaitkannya dengan agama Islam atau agama lainnya.
Hal itu sangat bertolak belakang dengan sejumlah politisi atau perdana menteri di Eropa yang mengkambinghitamkan imigran dan ajaran Islam sebagai dalang serangan teroris.
Apa saja pernyataan Paus yang membela Islam di tengah maraknya terorisme di Eropa? Simak ulasannya berikut ini:
Paus Fransiskus: Militan Islam cemarkan nama Tuhan
Paus Fransiskus mengutuk kekerasan mengatasnamakan agama yang dilakukan kelompok militan Islam. Paus menilai aksi mereka adalah sebuah teror dan mencemarkan nama Tuhan.Berbicara pada momentum Jumat Agung,Paus mengatakan hal tersebut dengan sangat emosional di akhir sesi upacara keagamaan.
"Ekspresi fundamental dan aksi teroris yang dilakukan oleh beberapa pengikut agama telah mencemarkan nama Tuhan dan menggunakan nama suci tersebut untuk membenarkan aksi kekerasan mereka," tegasnya, seperti diberitakan laman Jerussalem Post, Sabtu (26/3).
Selain mengutuk aksi kelompok teror, dalam ceramahnya, pemimpin umat katolik sedunia ini juga mengutuk para politisi yang terlibat perdagangan senjata. Mereka disebut seperti memberi makan yang telah bercampur darah untuk keluarganya.
Paus Fransiskus juga menyinggung perihal reaksi bangsa Eropa terhadap krisis imigran. Paus menilai sikap cuek telah membius hati nurani, sehingga menimbulkan kerusakan pada kehidupan.
Diketahui, pemimpin umat Katolik sedunia itu sempat mengunjungi lokasi penampungan para imigran di Castelnuovo, di luar Ibu Kota Roma, Italia,sebelum memimpin prosesi misa Kamis Putih. Ada 892 pencari suaka maupun imigran yang hidup di penampungan tersebut.
Paus kecam mereka yang menghina Islam
Paus Fransiskus menegaskan mereka yang menyamakan Islam dengan kekerasan telah melakukan kesalahan. Dia mengatakan hal itu pada para jurnalis yang bergabung di pesawatnya hendak pulang ke Vatikan setelah mengunjungi Turki beberapa hari.Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Senin (1/12/2014), Fransiskus juga menyerukan agar pemimpin muslim mengecam ekstremis untuk membantu menghilangkan anggapan Islam sebagai agama yang penuh kekerasan. "Selama berkunjung ke Turki saya sangat mengerti kegundahan muslim lantaran banyak warga Barat menyamakan agama mereka dengan terorisme," ujar Fransiskus.
Ucapan Fransiskus bertentangan dengan pendahulunya Paus Benediktus XVI yang mengatakan Islam penuh kekerasan pada 2006 dan menyebabkan kecaman keras pada Vatikan. Fransiskus pun meminta maaf atas ucapan Benediktus XVI.
Namun kekerasan atas nama Islam kembali bergema terutama saat kelompok Negara Islam untuk Irak dan Syam (ISIS) bikin onar. Mereka membunuh siapa saja, warga muslim maupun agama lain yang tidak sepaham dengan keyakinan mereka yakni sunni radikal.
Paus asal Argentina ini telah bekerja sama dengan sejumlah tokoh muslim untuk menyebarkan perdamaian di Timur Tengah. Fransiskus juga mengecam siapa pun menyerang Islam sebagai reaksi atas terorisme. "Kalian tidak bisa berbicara kasar pada umat Islam dan menjelek-jelekkan Alquran. Kitab suci itu sebuah buku yang mengajarkan perdamaian dan cinta kasih," Fransiskus menegaskan.
Fransiskus juga mengajak Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk memerangi ISIS dan mengadakan dialog lintas agama agar cap kekerasan pada muslim hilang.
Paus: Tidak adil jika Islam disalahkan tiap kali terjadi terorisme
Paus Fransiskus menolak tudingan sebagian kalangan nasionalis negara-negara Barat yang mengaitkan Islam dengan terorisme. Sentimen negatif terhadap komunitas muslim mencuat, khususnya di Eropa, akibat rangkaian aksi militan di Prancis dan Jerman sepanjang Juli lalu."Saya tidak suka wacana menyebut kekerasan Islam. Tidak semua muslim menyetujui kekerasan. Kita harus ingat pula bahwa setiap sekte di semua agama besar pasti memiliki kalangan fundamentalis," kata Sri Paus sepulang melawat dari Polandia, Senin (1/8), seperti dilansir NBC News.
Komunitas Katolik di Kota Saint-Etienne, Prancis, pekan lalu dikejutkan aksi sepasang lelaki muda simpatisan ISIS menggorok pendeta hingga tewas. Walau mengecam pembunuhan serta penyanderaan gereja tersebut, Paus Fransiskus menekankan bahwa pelakunya tidak layak dianggap mewakili mayoritas umat agama tertentu.
"Kita (umat Katolik) juga punya orang-orang berpikiran militan. Tidak adil jika ada yang mengidentifikasi Islam dengan kekerasan, apalagi terorisme," kata sang penguasa Tahta Suci.
Sri Paus melawat ke Kota Krakow, Polandia, untuk menghadiri acara puncak Hari Pemuda Katolik Sedunia. Ratusan ribu orang memadati jalanan untuk menyaksikan paus asal Argentina itu.
Dalam sambutannya di hadapan wakil muda-mudi Katolik dari pelbagai negara, Paus Fransiskus meminta anak muda agar lebih aktif di luar rumah. Dia khawatir ketergantungan kaum muda pada internet dan jejaring sosial bisa menyebabkan pribadi terisolir. Paus juga mengimbau anak muda toleran pada imigran yang berasal dari negara-negara dilanda perang. "Kalian harus menerima serta mengasihi mereka dengan tangan terbuka," kata Fransiskus.
Paus: Dunia dalam keadaan perang, tapi bukan perang antaragama
Dalam penerbangan dari Roma menuju Polandia, Paus Fransiskus menanggapi peristiwa pembunuhan terhadap seorang pendeta Katolik di sebuah gereja di Normandy, Prancis dua hari lalu.Paus mengatakan dunia saat ini sedang dalam keadaan perang, tapi bukan perang antaragama. Dia mengatakan itu di hadapan sejumlah wartawan di pesawat dalam rencana lawatan lima hari di Polandia.
"Saya hanya ingin menegaskan, ketika saya bilang perang, yang saya maksud benar-benar perang. Perang kepentingan, demi uang, sumber daya alam, saya bukan bicara soal perang antaragama. Agama tidak menginginkan perang," kata Paus, seperti dilansir majalah Time, Rabu (27/7).
Pendeta yang tewas bernama Jacques Hamel (84), telah mengabdi puluhan tahun di gereja katolik tersebut. Paus menyatakan sangat terpukul atas kekerasan yang terjadi di gereja. "Sri Paus mengecam keras segala bentuk kekerasan berlatar kebencian," kata Federico Lombardi, juru bicara Vatikan seperti dikutip Kantor Berita Reuters.
Korban selamat menyatakan pelaku meneriakkan takbir sesaat sebelum menyandera Hamel, dua biarawati dan dua jemaat. Pelaku menyandera jemaat dan biarawati selama satu jam berbekal senjata tajam. Polisi antiteror kemudian menyerbu masuk, menembak mati keduanya. Namun sebelum ditembak, salah satu penyandera menggorok leher Hamel serta melukai satu jemaat. Kondisi jemaat yang ditusuk sampai sekarang masih kritis.
Paus Fransiskus sebut Alquran kitab perdamaian
Setelah melakukan kunjungan selama tiga hari di Turki, Paus Fransiskus menyimpulkan bahwa Islam merupakan agama yang damai. Dia menolak stigma buruk yang diberikan oleh sekelompok kecil kalangan di dunia.Alquran merupakan kitab perdamaian. Ini adalah kitab nubuatan untuk perdamaian, kata Paus Fransiskus sebagaimana dikutip dari laman On Islam, Selasa 2 Desember 2014.
Selama kunjungan ke Turki, Paus asal Argentina tersebut bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Ahmet Davutoglu, dan Kepala Urusan Agama Turki, Mehmet Gormez.
Paus Fransiskus juga berkunjung ke Masjid Biru di Istanbul. Di sana, Paus berdoa. Sesudah itu, berkunjung ke Museum Hagia Sophia, yang pernah difungsikan sebagai gereja dan masjid itu.
Paus menambahkan, ada pandangan yang keliru tentang Islam. Terutama tentang terorisme yang selalu dikaitkan dengan Islam. Anda tidak bisa mengatakan itu, seperti juga mengatakan semua umat Kristiani adalah fundamentalis, tutur dia.
Kita sama-sama punya [fundamentalisme]. Semua agama punya kelompok kecil ini, tambah pria berusia 77 tahun tersebut.
Paus Fransiskus meminta seluruh pemimpin muslim untuk mengeluarkan kecaman terhadap aksi terorisme, untuk membantu meruntuhkan stigma lekatnya Islam dan kekerasan.
Saya katakan kepada Presiden [Erdogan] ini akan menjadi indah jika pemimpin muslim, apakah pemimpin politik, keagamaan, atau akademik, akan berkata dengan jelas dan mengutuk terorisme sebab dunia akan membantu mayoritas masyarakat muslim, tutur Paus. (Sumber: Merdeka.com)
previous article
Newer Post
No comments
Post a Comment