ENEWS.ID - Sejumlah ormas Islam, termasuk Front Pembela Islam (FPI), akan menutup paksa rumah makan Babi Panggang Karo (BPK) di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Medan-Lubukpakam, Sumatera Utara.
Ancaman FPI cs ini dilancarkan jika Pemkab Deliserdang tidak mengindahkan tuntutan mereka agar rumah makan non-halal tersebut ditutup.
Mereka berdalih Peraturan Bupati Deliserdang Nomor 68 Tahun 2016 tentang Penataan Kawasan Perkotaan Kecamatan Lubukpakam sebagai Ibu Kota Kabupaten Deliserdang, telah mengatur Jalinsum hanya diperbolehkan untuk restoran dan atau rumah makan dengan spesifikasi halal.
Atas hal itu, menurut FPI cs, Pemkab Deliserdang disebut telah melanggar aturannya sendiri.
"Keberadaan RM BPK khususnya di Jalinsum sekitar Kantor Bupati Deliserdang, sangat mengganggu masyarakat muslim sekitar, yang notabene adalah masyarakat yang memiliki karakteristik budaya dan nilai-nilai kearifan lokal," demikian pernyataan sikap yang dibacakan Ketua Muhammadiyah Deliserdang Ibnu Hajar.
Puluhan Ribu Masyarakat Karo Siap Membela BPK
Kuliner atau masakan babi panggang adalah makanan khas orang suku Karo di daratan Sumatera Utara sana. Dan kalau tidak salah ini masuk dalam kategori makanan adat yg sering tersaji dalam banyak ritual adat suku Karo (yang beragama non Islam).
FPI mungkin tidak tahu menyangkut soal adat dan budaya Orang Karo bisa sangat sensitif bila hal ini diganggu. Bila FPI yg notabene beradat Arab mengusiknya dikhawatirkan akan terjadi bentrokan besar antara FPI dan warga Karo
Masyarakat BATAK terkusus masyarakat karo merasa sangat terhina dan dilecehkan oleh salah satu ormas ke agamaan yang beberapa waktu lalu melakukan unjuk rasa menuntut BPK ditutup.
Berbagai reaksi keras pun langsung bermunculan di media sosial dan di warung2 kopi tempat dimana biasa masyarakat karo ber interaksi, berbagai kalangan masyarakat karo mengutuk keras tindakan ormas tersebut. Beberapa pemuda karo mengaku di media sosial cukup emosi dengan tindakan ormas tersebut, dia menambahkan bahwa di deli serdang suku karo bukan pendatang dan BPK adalah makanan khas karo yang sudah turun-temurun ada.
Pemuda karo baik yang ada di deli serdang, pancur batu sekitarnya, kota medan dan pemuda karo dari Tanah karo simalem mengaku sangat-sangat siap untuk melibas gerombolan ormas yang merusak tatanan keberagaman yang selama ini sudah terjalin mesra. Pemuda karo dan pemuda batak lainya siap mempertahankan makanan khas karo, mereka mengatakan tidak boleh ada yang mengganggu tradisi kami.
Bila Simsu Bukit mengatakan akan mengerahkan warga Suku Karo untuk menggeruduk (ngugur) Kantor Bupati Deliserdang, sedikit beda dengan yang dilontarkan oleh Ketua DPP Pemuda Merga Silima (PMS) Sumut, Paham Sebayang.
Paham Sebayang menyebutkan kisaran jumlahnya. Menurut Sebayang mergana ini, jika Pemkab Deliserdang jadi mencabut izin RM BPK (Babi Panggang Karo) Tesalonika, pihaknya akan menurunkan puluhan ribu massa untuk menggelar aksi.
“Jangan hanya akibat ulah segelintir Ormas dan antek-anteknya, izin RM BPK Tesalonika dicabut. Apabila RM BPK Tesalonika ditutup secara sepihak, kita dan puluhan ribu anggota siap turun ke Kabupaten Deliserdang untuk menuntaskan masalahnya,” kata Paham kepada Sora Sirulo kemarin
Sebelumnya, berita tentang massa FPI yang berdemo di Deliserdang yang menuntut agar RM BPK (Babi Panggang Karo) ditutup, dengan cepat menyebar luas, khususnya di media sosial. Sontak muncul beragam status dan komentar serta meme-meme yang menyinggung prilaku FPI, apalagi hal ini terjadi pada RM BPK yang nota bene dimiliki oleh orang Karo.
Suku Karo sebagai bangsa taneh (pribumi) di Deliserdang merasa apa yang dilakukan oleh FPI ini sebagai wujud penjajahan, karena terjadi di rumah sendiri. Reaksi yang wajar jika kemarahan itu muncul walau masih terkendali. Dari salah satu media yang saya baca dan pesan singkat dari teman-teman di Medan, aliansi Masyarakat dan Pemuda Karo pun siap mengerahkan masa turun ke jalan apabila FPI berani menyentuh aset-aset Karo, salah satunya RM BPK ini.
Baca: Babi, Ayam, dan Agama Semit
Di medsos dukungan bagi RM BKP pun berdatangan bukan hanya dari internal Suku Karo saja, tetapi di grup-grup fb Suku Batak pun berhamburan dukungan dan mengecam tindakan FPI yang tidak menghormati kearifan lokal setempat. Mereka beranggapan FPI sebagai Ormas pendatang harusnya menghormati bukan merengek untuk dihormati.
Surat Terbuka Putera Medan Untuk Presiden Jokowi: Bubarkan FPI!
Bentuk protes atau dukungna pada RM BKP juga muncul dari seorang putera Medan, Josua Siregar.
Josua Siregar, bahkan menulis surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam tulisan terbukanya di grup Facebook ‘Kumpulan Batak Sedunia’, Josua menyebut FPI adalah biang keonaran.
“Bubarkanlah FPI itu pak. Please pak, biar enak dulu Bhineka kita seperti sediakala pak,” tulis Josua dalam postingan 23 Juli 2016 yang sudah dibagikan ratusan orang.
Berikut surat terbuka lengkap Josua Siregar untuk Presiden Jokowi:
(Beritateratas.com/Batakgaul.com)
Ancaman FPI cs ini dilancarkan jika Pemkab Deliserdang tidak mengindahkan tuntutan mereka agar rumah makan non-halal tersebut ditutup.
Mereka berdalih Peraturan Bupati Deliserdang Nomor 68 Tahun 2016 tentang Penataan Kawasan Perkotaan Kecamatan Lubukpakam sebagai Ibu Kota Kabupaten Deliserdang, telah mengatur Jalinsum hanya diperbolehkan untuk restoran dan atau rumah makan dengan spesifikasi halal.
Atas hal itu, menurut FPI cs, Pemkab Deliserdang disebut telah melanggar aturannya sendiri.
"Keberadaan RM BPK khususnya di Jalinsum sekitar Kantor Bupati Deliserdang, sangat mengganggu masyarakat muslim sekitar, yang notabene adalah masyarakat yang memiliki karakteristik budaya dan nilai-nilai kearifan lokal," demikian pernyataan sikap yang dibacakan Ketua Muhammadiyah Deliserdang Ibnu Hajar.
Puluhan Ribu Masyarakat Karo Siap Membela BPK
Kuliner atau masakan babi panggang adalah makanan khas orang suku Karo di daratan Sumatera Utara sana. Dan kalau tidak salah ini masuk dalam kategori makanan adat yg sering tersaji dalam banyak ritual adat suku Karo (yang beragama non Islam).
FPI mungkin tidak tahu menyangkut soal adat dan budaya Orang Karo bisa sangat sensitif bila hal ini diganggu. Bila FPI yg notabene beradat Arab mengusiknya dikhawatirkan akan terjadi bentrokan besar antara FPI dan warga Karo
Masyarakat BATAK terkusus masyarakat karo merasa sangat terhina dan dilecehkan oleh salah satu ormas ke agamaan yang beberapa waktu lalu melakukan unjuk rasa menuntut BPK ditutup.
Berbagai reaksi keras pun langsung bermunculan di media sosial dan di warung2 kopi tempat dimana biasa masyarakat karo ber interaksi, berbagai kalangan masyarakat karo mengutuk keras tindakan ormas tersebut. Beberapa pemuda karo mengaku di media sosial cukup emosi dengan tindakan ormas tersebut, dia menambahkan bahwa di deli serdang suku karo bukan pendatang dan BPK adalah makanan khas karo yang sudah turun-temurun ada.
Pemuda karo baik yang ada di deli serdang, pancur batu sekitarnya, kota medan dan pemuda karo dari Tanah karo simalem mengaku sangat-sangat siap untuk melibas gerombolan ormas yang merusak tatanan keberagaman yang selama ini sudah terjalin mesra. Pemuda karo dan pemuda batak lainya siap mempertahankan makanan khas karo, mereka mengatakan tidak boleh ada yang mengganggu tradisi kami.
Bila Simsu Bukit mengatakan akan mengerahkan warga Suku Karo untuk menggeruduk (ngugur) Kantor Bupati Deliserdang, sedikit beda dengan yang dilontarkan oleh Ketua DPP Pemuda Merga Silima (PMS) Sumut, Paham Sebayang.
Paham Sebayang menyebutkan kisaran jumlahnya. Menurut Sebayang mergana ini, jika Pemkab Deliserdang jadi mencabut izin RM BPK (Babi Panggang Karo) Tesalonika, pihaknya akan menurunkan puluhan ribu massa untuk menggelar aksi.
“Jangan hanya akibat ulah segelintir Ormas dan antek-anteknya, izin RM BPK Tesalonika dicabut. Apabila RM BPK Tesalonika ditutup secara sepihak, kita dan puluhan ribu anggota siap turun ke Kabupaten Deliserdang untuk menuntaskan masalahnya,” kata Paham kepada Sora Sirulo kemarin
Sebelumnya, berita tentang massa FPI yang berdemo di Deliserdang yang menuntut agar RM BPK (Babi Panggang Karo) ditutup, dengan cepat menyebar luas, khususnya di media sosial. Sontak muncul beragam status dan komentar serta meme-meme yang menyinggung prilaku FPI, apalagi hal ini terjadi pada RM BPK yang nota bene dimiliki oleh orang Karo.
Suku Karo sebagai bangsa taneh (pribumi) di Deliserdang merasa apa yang dilakukan oleh FPI ini sebagai wujud penjajahan, karena terjadi di rumah sendiri. Reaksi yang wajar jika kemarahan itu muncul walau masih terkendali. Dari salah satu media yang saya baca dan pesan singkat dari teman-teman di Medan, aliansi Masyarakat dan Pemuda Karo pun siap mengerahkan masa turun ke jalan apabila FPI berani menyentuh aset-aset Karo, salah satunya RM BPK ini.
Baca: Babi, Ayam, dan Agama Semit
Di medsos dukungan bagi RM BKP pun berdatangan bukan hanya dari internal Suku Karo saja, tetapi di grup-grup fb Suku Batak pun berhamburan dukungan dan mengecam tindakan FPI yang tidak menghormati kearifan lokal setempat. Mereka beranggapan FPI sebagai Ormas pendatang harusnya menghormati bukan merengek untuk dihormati.
Surat Terbuka Putera Medan Untuk Presiden Jokowi: Bubarkan FPI!
Bentuk protes atau dukungna pada RM BKP juga muncul dari seorang putera Medan, Josua Siregar.
Josua Siregar, bahkan menulis surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam tulisan terbukanya di grup Facebook ‘Kumpulan Batak Sedunia’, Josua menyebut FPI adalah biang keonaran.
“Bubarkanlah FPI itu pak. Please pak, biar enak dulu Bhineka kita seperti sediakala pak,” tulis Josua dalam postingan 23 Juli 2016 yang sudah dibagikan ratusan orang.
Berikut surat terbuka lengkap Josua Siregar untuk Presiden Jokowi:
SURAT TERBUKA BUAT PAK JOKOWI
HORAS Pak JOKOWI
Namaku Josua Siregar pak. Asalku Medan, Sumatera Utara. Batak aku Pak. Dulu waktu Pilpres aku sempat jadi relawan Bapak jugak Pak. he-he-he.
Tapi bukan berarti ngadu-ngadu aku ini ya Pak. Gini pak, yang ku tahu udah ratusan tahun kota medan ini ada berbagai suku dan agama dan kami slalu damai2 ajanya antar umat beragama pak..tapi kini sejak ada FPI agak ribut-ribut kali jadinya kutengok semua Pak.
Aku agak sakit kali kepalaku liat aksi FPI akhir-akhir ini lha Pak. Serius. Kok makin aneh-aneh ku tengok orang-orang ini Pak. Rumah makan pun didemo.
Orang ini kurang kerjaan atau memang itu kerjaannya ya Pak?? Itu kan tempat orang carik makan dan itu rumah makan khas KARO pulak Pak. Kebetulan salah satu makanan favoritku juga pak. Tapi yang jadi masalah bukan karena makanan favoritku Pak.
Aku khawatirnya gini pak. Jangan pulak nanti terpancing emosi anak medan itu kan. Yang kutakutkan pulak sampek demo orang FPI ini ke TOBA sana, terus dilarang-larang orang BATAK makan saksang.
Nah, kalok itu sampe terjadi pak yah pasrah aja la kita pak. Tau la bapak kek mana kami Batak ini. Nanti kalok sampek FPI larang BATAK makan saksang kami gak akan tanya APA yang akan kami makan pak. Tapi yang akan jadi pertanyaan SIAPA yang akan kami makan???
Jangan pulak FPI ini jadi korban nanti kan pak. Itulah yang agak kukhawatirkan Pak. Jadi KUMOHON dengan sangat BAPAKKU JOKOWI YANG kami sayangi dan kami cintai.
Bubarkanlah FPI itu pak. Pliss Pak. Biar enak dulu BHINEKA kita seperti sediakala Pak... Mauliate Pak. HORAS
(Beritateratas.com/Batakgaul.com)
previous article
Newer Post
No comments
Post a Comment