Enews.id, Internasional - Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Madeleine Albright mengungkapkan kesiapannya untuk 'mendaftarkan diri sebagai muslim' sebagai bentuk solidaritas atas kebijakan Presiden Donald Trump yang akan mendata setiap warga muslim di AS.
"Saya dibesarkan sebagai seorang Katolik. Di kemudian hari saya baru tahu keluarga saya adalah Yahudi. Saya siap mendaftarkan diri sebagai muslim sebagai bentuk solidaritas," ujar wanita 79 tahun itu dalam kicauan di media sosial Twitter kemarin, seperti dilansir Russia Today, Kamis (26/1).
Menurut Albright, Amerika seharusnya tetap menjadi negara yang terbuka dan menerima setiap keyakinan dan latar belakang warganya.
Sebagai orang yang meniti karir di pemerintah AS lalu menjadi politikus dan diplomat, Albright adalah seorang imigran dari Republik Ceko. Dia menjadi wanita pertama yang menjabat menteri luar negeri di AS.
Pernyataan Albright itu muncul setelah Trump akan memberlakukan pendataan bagi warga muslim di AS. PAda November lalu ketika diwawancara kantor berita Reuters, penasihat Trump bidang imigrasi Kris Kobach mengatakan ada tim yang disiapkan untuk memberlakukan kembali Sistem Pendataan Keluar-Masuk Keamanan Nasional (NSEERS). Suatu kebijakan di masa selepas peristiwa 11 September yang mengharuskan setiap warga berusia 16 tahun ke atas dari negara muslim diperiksa lebih ketat sebelum masuk ke AS dan dipantau terus selama di berada di AS.
Tak hanya itu, setiap pria muslim yang sudah tinggal di Amerika pun diharuskan mendaftarkan dirinya di imigrasi.
Dua hari lalu Trump sudah menandatangani surat keputusan untuk melarang warga muslim dari tujuh negara yang dianggap punya kaitan dengan terorisme yaitu Sudan, Libya, Somalia, Suriah, Irak, Iran, dan Yaman. (merdeka/surya)
previous article
Newer Post
No comments
Post a Comment