A symbol of Albanian religious tolerance in Ferizaj, Mosque built circa 1890, Church circa 1960. Photo: @benbalkans |
Dalam dunia pariwisata, tingkat toleransi di sebuah negara turut berdampak pada nilai personal yang dirasakan langsung oleh wisatawan asing hingga nusantara. Berkaca sedikit pada demonstrasi 4 November lalu di Jakarta oleh sejumlah ormas yang berakhir ricuh, tentu membuat wisatawan berpikir dua kali untuk liburan ke Jakarta atau Indonesia.
Menurut Legatum Institute yang menilai tingkat kemapanan hingga toleransi negara di dunia, Indonesia berada di peringkat 61 secara keseluruhan dan peringkat 128 dari 148 negara untuk urusan kebebasan. Mencakup kebebasan beragama, HAM, hingga toleransi sosial serta etnis dan minoritas.
Oleh sebab itu, mungkin Indonesia bisa belajar banyak pada negara Albania. Kenapa Albania? Sedikit mirip seperti Indonesia, Albania didominasi oleh umat Islam sebagai mayoritas dan umat Kristen sebagai minoritas. Namun, kedua agama saling menghormati dan bisa hidup rukun satu sama lain.
Dilansir detikTravel, Rabu (9/11/2016) media BBC Travel pun sempat mengulas Albania yang dikenal sangat toleran. Saking tolerannya, traveler bisa mendapati masjid dan gereja yang dibangun beriringan di jalan yang sama.
Bahkan tidak hanya itu, perkawinan beda agama juga menjadi salah satu budaya yang diterima secara luas di Albania. Bahkan di Museum Onufri di Kota Berat, terdapat sebuah karya yang menceritakan kerumumam orang Kristen dengan latar belakang minaret yang menyimbolkan kerukunan beragama.
Pada tahun 2014 silam, Paus Francis turut memberi apresiasi perihal kerukunan antar agama saat berkunjung ke Ibukota Tirana di Albania. Fakta itu pun menjadi angin segar di tengah maraknya faham ekstrimis yang digunakan oleh sekelompok tertentu.
Selain di Kota Berat, kerukunan antar umat berbeda agama juga dapat dilihat di Kota Malbardh yang juga berada di Albania. Beberapa tahun lalu, komunitas umat Muslim di sana sempat menggalang dana dan membangun Gereja Katolik yang telah hancur.
Di Kota Leskovik yang terletak di antara perbatasan Yunani dan Albania juga terdapat sebuah tempat ibadah bersama yang dibangun dari reruntuhan Masjid yang hancur saat Perang Dunia II. Para umat Muslim dan Kristen setempat pun saling berbagi waktu untuk beribadah.
Tentunya ada resep di balik kerukunan antar agama di Albania. Masyarakat Albania dikenal suka berdebat dan berdiskusi, termasuk untuk urusan agama. Dari diskusi itu, tercipta saling pengertian antar agama di Albania. Sungguh harmonis.
Fakta di atas mungkin bisa menjadi daya tarik bagi traveler Indonesia yang ingin belajar banyak tentang keharmonisan antar agama di Albania. Damai itu kan lebih sejuk dan menyenangkan.
Sumber: Detik.com
Editor: Surya
previous article
Newer Post
No comments
Post a Comment