Follow Me

Thursday, November 10, 2016

Meresahkan dan Ancam Kebhinekaan NKRI, Majelis Adat Dayak Serukan FPI Dibubarkan

Majelis Adat Dayak Serukan FPI Dibubarkan
ENEWS.ID - Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) meminta, pemerintah segera membubarkan ormas Front Pembela Islam (FPI) karena tindakannya selalu menimbulkan keresahan dan anarkis. Selanjutnya bagi setiap orang atau anak bangsa yang tidak ingin persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap terjaga maka diminta segera keluar dari Indonesia.

Tuntutan keras ini ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen ) Majelis Adat Dayak Nasional Drs Yakobus Kumis kepada wartawan usai dialog dan seruan Kebangsaan Dalam menyikapi Kondisi Kekinian Indonesia di Hotel Kapuas Palace pada Kamis (10/11).

Dialog dan Seruan Kebangsaan itu dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Aminuddin Ma’ruf dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Angelo Wake Kako. Hadir pula dalam acara itu, Alexander Bumbun (Bidang Pemuda dan Mahasiswa MADN) dan Brittius Erik (Sekretaris Dewan Adat Dayak Propinsi Kalbar).

Dikatakan Jakobus Kumis, MADN merasa sangat prihatin melihat kondisi perpolitikan di Indonesia sekarang ini. Di mana ada anak bangsa yang ingin mengacaukan semua rencana pembangunan bangsa dan berupaya untuk merusak NKRI. Sekecil apapun gangguan terhadap NKRI harus segera diantisipasi sehingga menjadi ancaman besar bagi keutuhan NKRI. Hal ini penting karena Wilayah Kalbar sudah pernah mengalami kerusuhan dan cukuplah hanya Wilayah Kalbar yang mengalaminya.

“Untuk itu pemerintah diminta untuk lebih tanggap atas kondisi-kondisi tidak kondusif perpolitikan saat ini. Dan segera meminta dan menangkap pelaku tindakan anarkis pada saat aksi unjuk rasa di Jakarta maupun di Kota Pontianak pada minggu lalu. Sebab hal itu mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.

MADN menyebut organisasi Front Pembela Islam (FPI) yang dipimpin oleh Habib Rizieq agar segera dibubarkan. Sebab tindakan yang dilakukan selama ini selalu mengusik dan melawan hukum serta selalu menimbulkan keresahan.

Ketua FPI telah menyampaikan pidato yang berisi adu domba dan penyebaran kebencian. Kata kata yang dikeluarkan atau yang disampaikan tidak layak disampaikan karena menimbulkan keresahan.

“Pemerintah Indonesia harus meminta pertanggunganjawaban Ketua FPI atas ucapannya yang berisi adu domba. Jika ketua FPI tidak mengubah prilakunya diminta ia segera keluar dari negara Indonesia,” katanya.

Kecepatan pemerintah pusat segera mengambil antisipasi kondisi Jakarta akan memberi dampak positip bagi daerah lain. MADN telah menengarai pengaruh negatif telah masuk ke daerah-daerah lain akibat situasi dan aksi negatif yang dilakukan secara terstruktur dan masif.

Terkait dengan kondisi yang tidak baik ini, diusulkan agar pemerintah memfasilitasi terbentuknya forum antar lintas agama dan etnis mulai di tingkat pusat hingga ke tingkat desa. Sehingga semua informasi yang berkembang dilingkungan masyarakat dapat diantisipasi dan dibicarakan dengan cepat.

PMII mengapresiasi atas kesediaan Majelis Adat Dayak  menerimta dan berdialog terkait dengan kondisi kebangsaan saat ini. “Kami ingin memastikan bahwa kondisi di daerah-daerah pada umumnya kondusif dan masih terjaga. Komitmen kebangsaan yang sudah menjadi kesepakatan para pendahulu kitaharus terus terjaga, agar keutuhan NKRI tetap terjaga. PMII pastikan para kadernya untuk terus membangun komunikasi dengan semua pihak dalam rangka menjaga kebhinekaan Indonesia,” ujar Aminuddin Ma’ruf.

“Saya juga telah meminta para kader dan anggota PMII seluruh Indonesia untuk benar-benar menyatukan NKRI dalam situasi seperti ini dan menghindari perbedaan. Jika mahasiswa tidak melindungi NKRI lalu siapa lagi yang akan melindungi – sementara banyak elit politik bermain berdasarkan kepentingannya semata,” ujar Aminuddin.

Sementara itu, Angelo Wake Kako menjelaskan, NKRI dan Pancasila sudah final. Jangan terprovokasi dengan situasi yang terjadi di Jakarta.

Menurut Ketua Umum PP PMKRI itu, kehadiran mereka di Pontianak dalam rangka mengajak semua elemen bangsa, khususnya yang ada di daerah-daerah untuk merapatkan barisan serta bersatu memupuk kembali semangat kebangsaan Indonesia yang jelas terkoyak dengan peristiwa Jakarta.

“Kepada Mahasiswa Katolik seluruh Indonesia yang tergabung dalam PMKRI ataupun tidak, disarankan untuk tidak pernah menyerah membangun simpul kebangsaan dengan pihak manapun demi NKRI. Justru di saat seperti ini, bangsa Indonesia terbuka matanya, siapa yang menerima Pancasia ataupun tidak. Pancasila merupakah landasan kehidupan berbangsa Indonesia dan itu sudah final. Semua rakyat harus bersatu mempertahankannya,” ujar Angelo.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua PKC PMII Kalbar Rachmatuul Fitah, pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan.

"Dialog yg dilaksanakan antar MADN, PMII, dan PMKRI tak lebih hanya untuk menyadarkan bahwa bangsa ini didirikan atas konsensus bersama antar anak suku bangsa. maka PMII Kalbar berpesan bahwa persatuan sesama anak bangsa haruslah terus dipupuk, demi menjaga kebhinekaan dan memastikan keutuhan NKRI tetap terjaga." ujarnya.

Terkait pernyataan beberapa pihak terkait wacana pembubaran FPI, PMII Kalbar menilai itu pandangan masing-masing.

"Adapun pernyataan-pernyataan diluar dari konteks dialog tersebut diatas, itu adalah pendapat dr organisasi masing-masing dan PMII khususnya tidak berada didalam statement organisasi lain tersebut," tegasnya.
previous article
Newer Post
next article
Older Post



Post a Comment