Follow Me

Sunday, October 16, 2016

Terkuak, Penelitian di Jepang Ini Ungkap Bagaimana Sumber Emas itu Muncul, Dan Ternyata Ada Di...

Emas
ENEWS.ID - Telah lama diyakini bahwa logam mulia yang ada di planet ini, seperti emas dan platinum, terbentuk dari beberapa tumbukan dengan benda luar angkasa.

Tetapi penelitian baru menantang teori tersebut. Penelitian itu menunjukkan bahwa logam mulia terbentuk dari sebuah tumbukan besar tunggal dengan benda luar angkasa.

Tidak itu saja, temuan ini juga menunjukkan bahwa sejarah Bumi mungkin tidak seseram dari yang diperkirakan sebelumnya.

Para peneliti dari Tokyo Institute of Technology membuat simulasi komputer yang melacak evolusi planet pada 300 juta tahun pertamanya. Itu adalah evolusi terpanjang yang pernah dilacak oleh tim mana pun.

Bukan dari Luar Angkasa?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebuah tumbukan besar tunggal telah membentuk logam mulia di Bumi. Jadi logam mulia bukan terbentuk karena serangkaian tumbukan meteorit kecil selama periode waktu yang lama, seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Sebelumnya ada sebuah teori yang disebut late veneer. Dalam teori ini meteorit menghujani Bumi, dan dalam prosesnya mengendapkan logam mulia di dekat permukaannya.

Matthias Willbold, seorang ahli geologi di Imperial College London, menjelaskan tentang teori late veneer tersebut. Menurut Willbold, setelah inti Bumi terbentuk, akan terjadi hujan meteorit yang melanda planet itu.

" Meteorit-meteorit ini mengandung sejumlah emas dan mengisi permukaan dan kerak Bumi dengan logam mulia tersebut," kata Willbold.

Namun simulasi komputer yang diperlihatkan para peneliti di Tokyo menantang teori late veneer tersebut.

Emas itu Ada di....

Dari hasil simulasi komputer, para peneliti menunjukkan bahwa tumbukan besar tunggal telah membawa semua logam mulia ke Bumi sekaligus.

Para peneliti percaya bahwa ini terjadi sebelum kerak Bumi terbentuk atau sekitar 4,45 miliar tahun yang lalu.

Hasil penelitian mereka juga menunjukkan bahwa puing-puing dan material yang mengambang di bagian dalam tata surya jumlahnya jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan ilmuwan selama ini.

Hal ini menunjukkan bahwa Bumi awal mungkin menjadi tempat yang lebih ramah daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Para peneliti berharap bahwa temuan mereka akan dimasukkan ke dalam simulasi sistem tata surya awal di masa depan. (Sumber: Dream.co.id)


previous article
Newer Post
next article
Older Post



Post a Comment